Rabu, 18 Mei 2016

Isyarat dari balik kata “Sendiri”





"Ketika wanita berdiri seorang diri, melakukan perjalanan hidup sendiri, menikmati indahnya dunia sendiri,,
dia memang mampu.!  dia memang bisa.!  dia memang sanggup.!
tapi belum tentu dia kuat..!!
dia hanya pura-pura kuat…
(Yaaa,,, hanya pura-pura.!!)
pura-pura mampu.. pura-pura bisa.. pura-pura sanggup..
ketika dia berkata:
“aku bisa kok sendiri”  l  “aku sendiri aja, gak papa” l “ahh,,,udah biasa sendiri”
(…sendiri… sendiri… sendiri… benarkah kau mampu sendiri,???)
Kata-kata yang seolah dia tak butuh orang lain,
Kata-kata yang seolah ingin membuktikan bahwa dia bukan wanita lemah
Kata-kata yang seolah tak ingin menjadi beban lain,
Namun, disisi lain… Itu adalah kata-kata pengharapan
Berharap,,, ada yang mengulurkan tangannya ketika ia terjatuh
Berharap,,, ada yang menuntunnya ketika langkahnya mulai melemah
Berharap,,, ada yang menghiburnya ketika bosan dengan jalan yang tak berujung
Berharap,,, ada yang mengusap air matanya ketika ia menangis putus asa
Berharap,,, ada yang mencari jalan keluar ketika tersesat
Berharap,,, ada yang memimpinnya agar ia tak salah arah
Dibalik ribuan pengharapannya, ada seberkas senyuman..
Senyum simpul yang penuh isyarat..
isyarat harapan-harapan yang lama ia dambakan,,
isyarat dari doa-doa yang ia panjatkan pada illahi,,
isyarat dari hatinya, yang “menginginkan (mu) mewujudkan harapannya”

maka,,, jangan biarkan lagi dia melakukan “perjalanan” ini sendiri.. temanilah..
sampai tiba saat dia sendiri menuju sisi Tuhan.

                                                     Banyumas, 19 Mei 2016

                                                     -Wanita penyendiri- (read:aku)
#Kak_hestidwi
“Penggerak pena bertinta bening, perangkai kata yang pernah tersampaikan lewat suara”

1 komentar: