Seiring
mengenalmu sejak pertemuan itu, banyak hal terlintas dalam pikiranku. Tentangmu.
Apalagi dengan keadaan ketika raga ini tak lagi mampu saling berhadapan. Hanya muka
buku dan media garis, tempatku berdiam diri memperhatikan tingkahmu.
Aku
mungkin menjadi salah satu atau bahkan satu-satunya diantara banyaknya
perempuan yang mengenalmu, yang ingin menanyakan hal bodoh dan menggelikan dan
mungkin merusak privasimu : “Mengapa kau memilih sendiri.?” .Tak seperti kawan-kawan
lain yang melakukan perjalanan dengan “dia kesayangan”, ‘cekreek’ langsung upload. Biar dibilang kekinian…
Tapi
dirimu?? Tak pernah ku lihat demikian… gambar-gambarmu dari B612, menampakan
kesendirian. Diantara pesona alam negeri ini, kau berdiri sendiri, tanpa ‘dia’
seorang kesayangan. Perjalanan panjang nampaknya kau lalui seorang diri.
Yaaaa…
Meski tak dipungkiri, ada sebagian kawan-kawan ikut tersemyum tertawa baersama
yang terekam sebagian gambar. Sampai
pada akhirnya pikiran gilaku ini menyimpulkan banyak jawaban yang sebagian
besar PASTI SALAH..
“mungkin
kamu belum punya ‘dia’ kesayangan?”
“mungkin
kamu lebih memilih bebas?”
“mungkin
bagimu ‘dia’ kesayangan akan datang dimasa depan bukan sekarang?”
“mungkin
kamu bukan seperti temanmu yang bahagia jika ketika memiliki ‘dia’ kesayangan?”
“mungkin
kesendirianmu adalah cara yang kamu pilih dalam masa penantian?”
“mungkin
kekuatan imanmu yang kuat terpatri dalam hatimu?”
“bahkan mungkin
kamu sudah memiliki ‘dia’ kesayangan (tapi aku tak tahu) T_T.”
mungkin…. mungkin
… dan mungkin….
seribu
kemungkinan itu lah yang membuatku yakin bahwa jawabnku PASTI SALAH.
Apalagi
jawaban….. “mungkin Tuhan menginginkan KAMU tetap sendiri, sampai tiba saatnya
mengirimkan AKU sebagai penghapus kesendirianmu di masa-masa sebelumnya” Insyaallah,,,,
((Tak salah jika aku meng-Aamiin-kan hal
ini kan?? karena bagiku…selalu menyemangatimu selalu mendoakanmu adalah cara terbaik yang
aku pilih untuk ambil bagian dalam kehidupanmu.))
*Penggerak Pena
Bertinta Bening, Perangkai Kata Yang Tak Pernah Tersampaikan Lewat Suara