Tinggal hitungan belasan hari nih, kita bakal kedatangan ‘tamu’ yang
istimewa. Tamu yang datangnya nggak sebulan
sekali, bahkan setahun sekalipun tidak. Terakhir dia datang tahun 1995. Terus baru dateng lagi besok Maret 2016,dan cuma
datang sebentar pulla. Lalu bakal bertamu lagi tahun 2023. Tamu macam apa
coba?? datang sebentar, datangnya lagi beberapa tahun kemudian. Maunya apa sih? >,<
Foto dari blog.detik.com
Eiitss,,,
jangan
terbawa emosi, dan tetaplah tersenyum. Tamu istimewa kita adalah Gerhana Matahari Total. Seperti yang sedang hangat
diberitakan di media-media seperti blog dan
dunia maya bahwa tahun 2016, Indonesia akan dilewati oleh gerhana matahari
total. Selama tahun 1901 sampai dengan sekarang, gerhana metahari melintasi
tanah air kita sembilan kali. Terakhir 21 tahun lalu pada tahun 1995. Jelang
gerhana matahari total Maret 2016, Kementrian Pariwisata menggelar kompetisi
foto, video dan tulisan bertema gerhana. Kompetisi ini jadi salah satu cara
meningkatkan kunjungan wisnus (detik.com ,2016). Adanya fenomena gerhana
Matahari total pada 9 Maret 2016 mendatang, diramalkan akan meningkatkan permintaan
pariwisata di Indonesia, terutama wilayah-wilayah yang dilintasi oleh gerhana
matahari diantaranya seperti Palembang, Belitung, Lubuk Linggau, Manggar,
Tanjung Pandan, Toboali, Palangkaraya, Balikpapan, Sampit, Palu, Poso, Ternate,
Tidore, Sofifi, Jailolo, Kao, Koba dan Maba.
Dengan meningkatnya permintaan tersebut, kita
akan mendapatkan banyak dampak positif. Salah satunya adalah meningkatnya
pendapatan daerah. Sebagai contoh fenomena gerhana matahari total di Belitung,
diharap dapat mempromosikan pariwisata Belitung ke kancah dunia. Sebabnya,
turis dari Malaysia dan Singapura juga akan datang ke sana, sekaligus
jalan-jalan. Maka dari itu banyak himbauan kepada pengelola hotel, restoran,
tour operator, tour agent dan pelaku wisata untuk terus mengoptimalkan
persiapan menyambut gerhana matahari total. Wisatawan harus puas supaya mereka
bisa hadir secara berkesinambungan, untuk mengeksplorasi Bangka Belitung lebih
lama lagi.
Selain dampak positif yang diterima
pemerintah Indonesia atas adanya fenomena gerhana matahari total, saya sendiri
merasakan dampaknya. Salah satunya adalah menyalurkan hobi saya menulis untuk
mengikuti kompetisi pencarian Laskar Gerhana Detikcom. Travelling dan Camping, menjadi
habi saya yang lain. Dengan kedua hobi tersebut dan fanatiknya dengan keindahan
matahari, saya dan rekan saya mengenalkan diri sebagai “Pemburu Matahari”. Sampai
saat ini, matahari yang kami buru adalah sunrise
dan sunset, diantaranya sunset
Pantai Menganti, Sunset Watu Meja, sunset pantai Teluk Penyu, Golden Sunrise Sikunir Dieng, Sunrise Gunung Prau, Gunung Sindoro,
Gunung Slamet dan masih beberapa lagi keindahan dari 0 meter diatas permukaan
air laut (Mdpl) maupun ribuan Mdpl.
Seorang pemburu matahari rasanya belum
lengkap jika belum memburu gerhana Matahari. Kesempatan pertama tahun 1995,
saya belum beruntung karena saat saya masih berusia 1,5 tahun. Jangankan memburu,
berjalanpun masih jatuh bangun. Jika hilang kesempatan pertama, pasti ada
kesempatan kedua. Tibalah kesempatan kedua di usia 23 tahun, kesempatan emas
yang kilaunya seindah sunrise. Berharap
saya mampu mendapatkannya, karena kesempatan ketiga saya di tahun 2023 kelak mungkin
bukan menjadi kesempatan saya, tapi kesempatan bidadari-bidadari mungil yang akan
saya lahirkan untuk meneruskan memburu matahari.
Foto Sunrise Sikunir (koleksi pribadi)
Keindahan matahari terbit atau lebih dikenal Sunrise-pun menginspirasi saya untuk
menuliskan skripsi penyelesaian studi S-1 di bidang Ekonomi Pembangunan yang
sedang saya jalani saat ini. Kawasan wisata Sunrise
Sikunir Desa Sembungan Kecamatan Kejajar Wonosobo menjadi objek penelitian
saya terkait valuasi ekonomi sumberdaya alam. Tempat diatas awan bagaikan negeri
khayangan dimana diri ini mampu melihat keindahan mutiara bulat kuning kemerahan
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Foto Golden Sunrise Sikunir Dieng
Referensi:
Nama pena: Hesti Dwi
Domisili: Banyumas, Jawa Tengah
*Penggerak Pena Bertinta Bening, Perangkai Kata Yang Tak Pernah Tersampaikan Lewat Suara