Ketika
kamu menyukai pikiran sahabat ku sahabatmu di muka buku, kenapa muka buku ngga
pernah ngasih tahu kalau kamu menyukai pikiran ku.? Apa aku tak pantas?
Ahh…tak
apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau
kamu tak pernah menyukai pikiranku di muka buku saat ini, mungkin kamu
menyukaiku dengan cara lain, hanya pikiranmu dan Alloh yang tahu.
Ketika
kamu memanggil sahabat ku dengan panggilan sayang seperti ayah memanggil
putrinya tercinta, kenapa kamu ngga pernah memanggilku dengan sapaan demikian.?
Apa aku tak pantas?
Ahh…tak
apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau
kamu tak pernah memanggilku seperti kau memanggil sahabat”ku saat ini, mungkin mulai
suatu hari nanti kamu akan memanggilku dengan sapaan lain yang lebih indah yang
di ridhoi Alloh.
Ketika
kamu selalu menanggapi pikiran-pikiran sahabatku sahabatmu dalam kolom
tanggapan di muka buku, kenapa kamu jarang sekali menanggapi pikiranku? Apa aku
tak pantas?
Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau kamu tak pernah menanggapi aku saat ini,
mungkin mulai suatu hari nanti kita dengan bebasnya akan saling menanggapi
saling menegur satu sama lain, tentu untuk kebaikan kita bersama, agar kita
selalu di jalan-Nya yang penuh rakhmat.
Ketika kamu
bisa bercanda tawa dengan sahabat”ku, dan itu didepan mataku, kenapa kamu tak bisa demikian
denganku? Apa aku tak pantas?
Ahh…tak
apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau
kamu tak pernah bisa bercanda denganku saat ini, mungkin karena kita masih
malu-malu, dan mulai suatu hari nanti kita akan menghiasi hari-hari kita dengan
canda tawa bersama bidadari-bidadari kecil yang Alloh titipkan pada kita.
Ketika
kamu bisa dengan mudahnya berbicara, saling bertatap muka dengan sahabatku
sahabat mu, kenapa kamu tak bisa
demikian denganku? Apa aku tak pantas?
Ahh…tak
apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau kamu tak bisa menatapku saat ini,
mungkin karena kita sama-sama menjaga pandangan, dan mulai suatu hari nanti
kita bisa leluasa saling berpandang, ketika
Allah telah menghalalkan.
Ketika
kamu bisa mencapai titik-titik tertinggi diatas permukaan air laut dengan
sahabatku sahabatmu, kenapa kamu tak pernah mengajaku pergi dan mencapainya
bersamaku? Apa aku tak pantas?
Ahh…tak
apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau
kamu tak pernah sampai pada titik tertinggi bersamaku saat ini, mungkin karena
fisikku belum kuat, dan aku tak ingin jadi bebanmu. Tapi tenanglah, mungkin
mulai suatu hari nanti aku akan selalu berada didekatmu dan aku akan tahu
bagaimana caramu menjagaku hingga pada akhirnya kita akan mencapai titik
tertinggi dari semua titik yang tertingg. Surga-nya Alloh.
Ketika….ketika..ketika….
Ketika
apapun yang terjadi padamu dengan sahabatku sahabatmu, tapi kau tak pernah
melakukan padaku dan bersamaku…. Apa aku tak pantas???
Disini
aku berjuang memantaskan diri untuk siapapun dia yang Dia pilihkan, termasuk
untuk kamu,,
yaaa….
Kalau akhirnya aku pantas… Kalau tidak??? Kalau ada yang perjuangannya lebih
dari ku untuk pantas dengan mu? Kalau yang lebih pantas yang kau pilih? kalau….kalau…kalau…
Ahh…tak
apa, aku masih bisa senyum :)
Apah
senyum.???
Yaaa….
Kalau aku bisa senyum… Kalau tidak? Kalau pada akhirnya semua ketika-ketikamu
tidak menjadi mungkin-mungkinku yang dimulai suatu hari nanti… apakah masih ada
senyum di sudut bibirku?
Jawabnya…
“mungkin” ada, hanya saja tak sesempurna
saat ketika-ketikamu menjadi mungkin-mungkinku yang dimulai suatu hari nanti.
#untukmudiayangDiapilihkanuntukku
Banyumas, 25 April 2015
*kak_HestiDwi
Penggerak
pena bertinta bening, Perangkai kata yang tak pernah tersampaikan lewat suara