Kamis, 30 April 2015

Kebetulan Yang Tak Tahu Berpihak Pada Siapa



Merindukanmu (lagi) namun apalah daya sepertinya kamu tak jua merasa yang sama ,,
Saat….
Kebetulan, kita dipertemukan pada satu ‘tempat’ yang sama, hanya saja kamu dulu dan aku beberapa jeda setelahmu. Apa kau sadar?
Kebetulan, kita dipertemukan dikegiatan yang sama, hanya saja kamu siapa dan aku hanya apa. Apa kau sadar?
Kebetulan, kau pernah menyanyikan lagu yang aku pun menyukainya, hanya saja lagu itu bukan kau persembahkan untukku. Apa kau sadar?
Kebetulan, kau pernah mengungkapakan sebuah perasaan dan kesungguhan niat mu, hanya saja itu bukan kau tujukan padaku. Apa kau sadar?
Kebetulan, kau pernah dekat dengan ‘dia’ yang pernah kau harapkan, hanya saja ‘dia’ itu bukan aku. Apa kau sadar?
Kebetulan, kau pernah berproses disini yang akupun jua, hanya saja aku datang kau pergi.  Apa kau sadar?
Kebetulan, kita sama-sama memantaskan diri, hanya saja kita pun belum tahu semua ini untuk siapa. Apa kau sadar?

Kebetulan, aku mengagumimu dalam diam. Apa ini juga kau tak sadar?


Aku lelah berharap hanya pada kebetulan-kebetulan yang tak tahu berpihak pada siapa..
Ribuan kebetulan-pun, aku tak tahu apa  bisa membuatmu sadar akan aku.
Atau bahkan tetap sebagai abadi sebagai kebetulan yang tak berpihak pada…AKU.


Banyumas, 27 Nopember 2014

Kak_HestiDwi
^Penggerak pena bertinta bening, perangkai kata yang tak pernah tersampaikan lewat suara^

(Disini) Ada Yang Sedang

Disini… ada yang sedang sabar menunggumu datang,
Disini… ada yang sedang berjuang memantaskan diri untukmu,
Disini… ada yang sedang menahan rindu bertemu dengan mu,
Disini… ada yang sedang mengagumimu dalam diam,
Disini… ada yang sedang menyebutmu dalam sepertiga malamnya,
Disini… ada yang sedang memintamu kepada Sang Pemilik Hidupmu,
Disini… disini dan disini…
Banyak yang sedang dia lakukan untukmu.
Dan…
Disini…. ada yang sedang ingin kamu MENGERTI bahwa pada dialah seharusnya kamu MEMBERIKAN HATI …


Banyumas, 22 Oktober 2014

*Kak_HestiDwi
Penggerak pena bertinta bening, Perangkai kata yang tak pernah tersampaikan lewat suara


Dapatkah Ketika-Ketikamu Menjadi Mungkin-Mungkinku Yang Dimulai Suatu Hari Nanti?



Ketika kamu menyukai pikiran sahabat ku sahabatmu di muka buku, kenapa muka buku ngga pernah ngasih tahu kalau kamu menyukai pikiran ku.? Apa aku tak pantas?

Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau kamu tak pernah menyukai pikiranku di muka buku saat ini, mungkin kamu menyukaiku dengan cara lain, hanya pikiranmu dan Alloh yang tahu.

Ketika kamu memanggil sahabat ku dengan panggilan sayang seperti ayah memanggil putrinya tercinta, kenapa kamu ngga pernah memanggilku dengan sapaan demikian.? Apa aku tak pantas?

Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau kamu tak pernah memanggilku seperti kau memanggil sahabat”ku saat ini, mungkin mulai suatu hari nanti kamu akan memanggilku dengan sapaan lain yang lebih indah yang di ridhoi Alloh.

Ketika kamu selalu menanggapi pikiran-pikiran sahabatku sahabatmu dalam kolom tanggapan di muka buku, kenapa kamu jarang sekali menanggapi pikiranku? Apa aku tak pantas?

Ahh…tak  apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau kamu tak pernah menanggapi aku saat ini, mungkin mulai suatu hari nanti kita dengan bebasnya akan saling menanggapi saling menegur satu sama lain, tentu untuk kebaikan kita bersama, agar kita selalu di jalan-Nya yang penuh rakhmat.

Ketika kamu bisa bercanda tawa dengan sahabat”ku, dan itu  didepan mataku, kenapa kamu tak bisa demikian denganku? Apa aku tak pantas?

Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau kamu tak pernah bisa bercanda denganku saat ini, mungkin karena kita masih malu-malu, dan mulai suatu hari nanti kita akan menghiasi hari-hari kita dengan canda tawa bersama bidadari-bidadari kecil yang Alloh titipkan pada kita.

Ketika kamu bisa dengan mudahnya berbicara, saling bertatap muka dengan sahabatku sahabat mu, kenapa kamu  tak bisa demikian denganku? Apa aku tak pantas?

Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :) .  Kalau kamu tak bisa menatapku saat ini, mungkin karena kita sama-sama menjaga pandangan, dan mulai suatu hari nanti kita bisa leluasa saling berpandang, ketika  Allah telah menghalalkan. 

Ketika kamu bisa mencapai titik-titik tertinggi diatas permukaan air laut dengan sahabatku sahabatmu, kenapa kamu tak pernah mengajaku pergi dan mencapainya bersamaku? Apa aku tak pantas?

Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau kamu tak pernah sampai pada titik tertinggi bersamaku saat ini, mungkin karena fisikku belum kuat, dan aku tak ingin jadi bebanmu. Tapi tenanglah, mungkin mulai suatu hari nanti aku akan selalu berada didekatmu dan aku akan tahu bagaimana caramu menjagaku hingga pada akhirnya kita akan mencapai titik tertinggi dari semua titik yang tertingg. Surga-nya Alloh.

Ketika….ketika..ketika….

Ketika apapun yang terjadi padamu dengan sahabatku sahabatmu, tapi kau tak pernah melakukan padaku dan bersamaku…. Apa aku tak pantas???

Disini aku berjuang memantaskan diri untuk siapapun dia yang Dia pilihkan, termasuk untuk kamu,,

yaaa…. Kalau akhirnya aku pantas… Kalau tidak??? Kalau ada yang perjuangannya lebih dari ku untuk pantas dengan mu? Kalau yang lebih pantas yang kau pilih? kalau….kalau…kalau…

Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :)

Apah senyum.???

Yaaa…. Kalau aku bisa senyum… Kalau tidak? Kalau pada akhirnya semua ketika-ketikamu tidak menjadi mungkin-mungkinku yang dimulai suatu hari nanti… apakah masih ada senyum di sudut bibirku?

Jawabnya… “mungkin” ada, hanya saja tak  sesempurna saat ketika-ketikamu menjadi mungkin-mungkinku yang dimulai suatu hari nanti.

#untukmudiayangDiapilihkanuntukku

Banyumas, 25 April 2015
*kak_HestiDwi
Penggerak pena bertinta bening, Perangkai kata yang tak pernah tersampaikan lewat suara