Kamis, 30 April 2015

Dapatkah Ketika-Ketikamu Menjadi Mungkin-Mungkinku Yang Dimulai Suatu Hari Nanti?



Ketika kamu menyukai pikiran sahabat ku sahabatmu di muka buku, kenapa muka buku ngga pernah ngasih tahu kalau kamu menyukai pikiran ku.? Apa aku tak pantas?

Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau kamu tak pernah menyukai pikiranku di muka buku saat ini, mungkin kamu menyukaiku dengan cara lain, hanya pikiranmu dan Alloh yang tahu.

Ketika kamu memanggil sahabat ku dengan panggilan sayang seperti ayah memanggil putrinya tercinta, kenapa kamu ngga pernah memanggilku dengan sapaan demikian.? Apa aku tak pantas?

Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau kamu tak pernah memanggilku seperti kau memanggil sahabat”ku saat ini, mungkin mulai suatu hari nanti kamu akan memanggilku dengan sapaan lain yang lebih indah yang di ridhoi Alloh.

Ketika kamu selalu menanggapi pikiran-pikiran sahabatku sahabatmu dalam kolom tanggapan di muka buku, kenapa kamu jarang sekali menanggapi pikiranku? Apa aku tak pantas?

Ahh…tak  apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau kamu tak pernah menanggapi aku saat ini, mungkin mulai suatu hari nanti kita dengan bebasnya akan saling menanggapi saling menegur satu sama lain, tentu untuk kebaikan kita bersama, agar kita selalu di jalan-Nya yang penuh rakhmat.

Ketika kamu bisa bercanda tawa dengan sahabat”ku, dan itu  didepan mataku, kenapa kamu tak bisa demikian denganku? Apa aku tak pantas?

Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau kamu tak pernah bisa bercanda denganku saat ini, mungkin karena kita masih malu-malu, dan mulai suatu hari nanti kita akan menghiasi hari-hari kita dengan canda tawa bersama bidadari-bidadari kecil yang Alloh titipkan pada kita.

Ketika kamu bisa dengan mudahnya berbicara, saling bertatap muka dengan sahabatku sahabat mu, kenapa kamu  tak bisa demikian denganku? Apa aku tak pantas?

Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :) .  Kalau kamu tak bisa menatapku saat ini, mungkin karena kita sama-sama menjaga pandangan, dan mulai suatu hari nanti kita bisa leluasa saling berpandang, ketika  Allah telah menghalalkan. 

Ketika kamu bisa mencapai titik-titik tertinggi diatas permukaan air laut dengan sahabatku sahabatmu, kenapa kamu tak pernah mengajaku pergi dan mencapainya bersamaku? Apa aku tak pantas?

Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :) . Kalau kamu tak pernah sampai pada titik tertinggi bersamaku saat ini, mungkin karena fisikku belum kuat, dan aku tak ingin jadi bebanmu. Tapi tenanglah, mungkin mulai suatu hari nanti aku akan selalu berada didekatmu dan aku akan tahu bagaimana caramu menjagaku hingga pada akhirnya kita akan mencapai titik tertinggi dari semua titik yang tertingg. Surga-nya Alloh.

Ketika….ketika..ketika….

Ketika apapun yang terjadi padamu dengan sahabatku sahabatmu, tapi kau tak pernah melakukan padaku dan bersamaku…. Apa aku tak pantas???

Disini aku berjuang memantaskan diri untuk siapapun dia yang Dia pilihkan, termasuk untuk kamu,,

yaaa…. Kalau akhirnya aku pantas… Kalau tidak??? Kalau ada yang perjuangannya lebih dari ku untuk pantas dengan mu? Kalau yang lebih pantas yang kau pilih? kalau….kalau…kalau…

Ahh…tak apa, aku masih bisa senyum :)

Apah senyum.???

Yaaa…. Kalau aku bisa senyum… Kalau tidak? Kalau pada akhirnya semua ketika-ketikamu tidak menjadi mungkin-mungkinku yang dimulai suatu hari nanti… apakah masih ada senyum di sudut bibirku?

Jawabnya… “mungkin” ada, hanya saja tak  sesempurna saat ketika-ketikamu menjadi mungkin-mungkinku yang dimulai suatu hari nanti.

#untukmudiayangDiapilihkanuntukku

Banyumas, 25 April 2015
*kak_HestiDwi
Penggerak pena bertinta bening, Perangkai kata yang tak pernah tersampaikan lewat suara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar