Rabu, 13 Mei 2015

12 Mei 2015



Melihatmu (lagi)…?

“Akhi…. Siapa gerangan dirimu?”

Berawal dari kabar dari muka buku yang bilang kalau ada yang ingin jadi temanku. Laki-laki pula.


“Hah..siapa???”

Ku sambut baik kabar itu. Tapi tak semudah itu aku menyetujuinya.

yaa…siapa tau dia orang alay dan memang ngga aku kenal

Dan dilihat dari namanya saja, sepertinya tak ada temanku dari eS De sampai bangku eS Satu yang memiliki nama demikian. E** Ha** S****** (sensor :D )

“Mmmm… namanya gimana ya? Ndeso…tapi ngga juga sih”.

Ku cari tau siapa dia yang ingin jadi temanku itu. (Sebenarnya kalau dari awal nama saja udah ngga kenal, udah enggan buat kepo). Ku ‘klik’ saja namanya yang bertuliskan tinta biru di Asha 501 ku,

            eh maaf, udah ngga jamannya ‘klik’, sekarang mah usap kanan usap kiri atas bawah, sentuh, hehee

Dua detik kemudian, muka buku ngasih tau tentang profil EHa-eS itu. EHa-Es yang menyita beberapa menit hidupku dan membuat ku penasaran.

            ‘Gleekk…’ . ada sesuatu menahan nafasku. Tak begitu sakit memang, tapi membuat darahku mengalir sepersekian detik lebih cepat dari beberapa menit sebelumnya, (alay badayy.. -_- )

Muka buku memberitahukan beberapa hal:
1# 44 orang temanku juga jadi temannya. “banyak juga”. Ku cari tahu siapa temanku yang juga temannya. Ternyata teman eS satu ku.! Bahakan dia juga teman dari ‘dia’ yang ku anggap aA-ku dalam mimpi. :O (penasaran meningkat 10%)

2#  Benar saja. Kita satu almamater. Bahkan sama-sama di bidang yang bahasannya ngga jauh dari Mikro – Makro. (penasaran meningkat 20%)

3#  Organisasi yang dia ikuti. Beberapa Organisasi yang dia ikuti bener-bener yang menjurusnya itu ke agama banget. UK**, KA***, IM*, DA**** Kampus, sebelas dua belas sama ‘dia’ yang ku anggap aA-ku dalam mimpi. Beda banget sama aku yang betah sama coklat muda coklat tua. (penasaran menjadi 40%)

jangan-jangan dia temen akrabnya aA ku? Oh tidaaaakkkk….

4#     13 Februari 1994. Satu hari sebelum seremonial ‘Hari Kasih Sayang’ tahun 1994, dia lahir.
“Uuuppzz….. aku lebih tua 78 hari. Hmmm….”

5#     Karanganyar-Kebumen

“Ulalaaaaa….. kita tetanggaan rupanya? Tetangga tapi kok ngga kenal? Jadiii..pengen kenalan. hahaa“

6#     President of B** FE* UN****. Pernyataan ini yang bikin aku jadi banyak rasa. Rasa seneng seorang dia nge-ed aku jadi temannya :D . Rasa miris dan malu pada diriku sendiri kalo aku sebagai rakyat baru tahu presidennya setelah presidennya lengser. Rakyat macam apa aku ini. Memalukan. (-_-“)

7#     Hal terakhir yang muka buku kasih tahu ke aku adalah keseharian dia di beberpa aktivitasnya melalui gambar profil, gambar sampul, dan gambar tentang EHa-eS.

Astaghfirullohaladzim… ternyata EHa-eS ituuuu… ‘dia’.


Dia yang tak asing lagi dari pandangan mataku beberapa waktu terakhir ini.

Dia yang tidak hanya satu, dua kali melakukan hal yang sama dengan ku. Sholat dhuha dalam satu atap namun lain shaf.

Dia yang tidak hanya satu, dua, tiga kali berpapasan secara langsung denganku, tapi berkali-kali ditempat yang sama. Parkiran motor.

Dia yang ketika saling bertemu dengan ku, sepintas saling menatap tak lebih dari satu detik, saling melontar senyum lalu saling memalingkan muka. Maksud hatiku demikian untuk menjaga pandangan, semoga dia demikian.

Dia pemimpinku yang peduli kepadaku sebagai rakyatnya, tapi aku yang tak pernah perduli dengannya sebagai pemimpinku. Maafkan aku, aku menyesal.

Dia lah EHa-eS … 

Sosok lelaki misterius dari muka buku, yang membuatku membuat satu pertanyaan, #apakah aku pantas mengaharapkanmu sebagia pemilik tulang rusuk ini?#

jangan terlalu ngarep hes.!!! Perbaiki dan pantaskan diri dulu, baru boleh berharap.!!! Dia itu bagai Bulan… lah kamu apa??? Pungguk dibumi yang mimpi memeluk bulan.

Kuterima dengan senang hati permintaan pertemanan itu, berharap dia yang mengawali, maka dia yang akan menyapaku terlebih dahulu. Betapa senangnya jika itu benar terjadi.

Hari demi hari ku buka muka buku, tak ada tanda-tanda dia ingin mengenalku. Diam…diam..dan diam… harapanku-pun NIHIL.. (T_T)

Terimakasih…. Atas sikap mu yang mebuatku meduga-duga dan banyak merangkai harapan (yang semuanya kosong).


Terimakasih… atas kebetulan-kebetulan yang terjadi antara kita. Seperti kebetulan hari ini selasa dua belas Mei 2K15. Sampai kapanpun (mungkin) tidak pernah bagi kita untuk bertegursapa, jangankan bertegursapa berkenalanpun… (TAK AKAN PERNAH).

*Hesti Dwi 27
Penggerak pena bertinta bening, Perangkai kata yang tak pernah tersampaikan lewat suara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar